Reading a Poem

Reading a Poem
Alone

Friday, March 09, 2012

Menghapus Hal Terindah


"Sampai saat ini, rasaku bertahan disini, rasa yang tak akan hilang oleh waktu, kau tidak disini, akupun tiada di hatimu, jiwaku ikut menghilang bersamamu," itulah sepenggal lirik yang membuka alunan lagu yang dulu sering menggema di telingaku. Dulu, lagu itu selalu terdengar di setiap hariku. Entah ia nyanyikan sendiri di sampingku, atau sengaja kuputar saat aku terlanjur kangen padanya..

Bersamaan dengan pergantian kemarau menjadi penghujan, hatinya pun berubah.
Sebuah pondasi hati yang terlanjur berdiri, ternyata tak cukup kuat menahan terjangan badai.
Kini, semua berbeda. Tak lagi semanis dulu saat aku di sampingnya.

Berteman semua luka, kami terus melangkah. Mencari arti kehidupan yang sempat terhenti karena kegalauan. Letih, sakit, putus asa, semua itu sempat menghantui kami. Tapi, harapanlah yang akhirnya membuka jalan hidup baru untuk kami.
Kini, semua masa-masa indah saat bersamanya tak lagi ada. Karena, kami sudah menemukan hidup kami masing-masing. Dengan segala aktivitas baru, teman-teman baru dan mungkin pemilik hati yang baru.

Rindu. Sebuah rasa yang tak terelakan. Ia bisa datang kapan dan dimana aja. 
Tapi, masa lalu hanyalah sepenggal kisah. Kini, realitas kehidupan yang sebenarnya harus mampu kami lalui.
Menyimpan segala kenangan indah itu dan terus meraih kualitas hidup yang lebih baik untuk hari esok.

Kamipun terus melangkah, tanpa luka, tanpa cinta, tanpa takut ataupun putus asa.
Berpegang teguh pada keyakinan masing-masing, kami akan bersahabat selamanya.

Semoga sukses untukmu yang pernah ada di hatiku....
Jika kelak kau raih suksesmu, temukanlah seseorang yang mencintaimu lebih dari aku....

No comments: